Kamis, 10 Juni 2010
0 komentarCeremonial World Cup 2010
Senin, 07 Juni 2010
0 komentarRumus 7x3 untuk anak
Menurut Bobbi De Porter, penulis Quantum Learning yang juga President Learning Forum Supercamp Oceanside California USA, pendidikan seorang manusia harus didesain dengan rumus ajaib 7 x 3, yaitu:
- 7 tahun pertama, biarkan anak bebas bermain dan tidak boleh ada hukuman.
- 7 tahun kedua, kenalkan anak mengenai baik dan buruk, serta hukumlah anak apabila melakukan hal-hal yang buruk.
- 7 tahun ketiga, berikan anak alternatif-alternatif dan biarkan mereka memilih.
Bobbi De Porter menemukan “rumus” tersebut pada tahun 1999. Akan tetapi, ternyata penemuannya itu bukan merupakan ide orisinilnya. Bobbi mengutip “rumus” tersebut dari ”pendapat” Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa ”Biarlah anak-anak kalian bermain dalam 7 tahun pertama, kemudian didik dan bimbinglah mereka dalam 7 tahun kedua, sedangkan 7 tahun ketiga jadikanlah mereka senantiasa bersama kalian dalam musyawarah dan menjalankan tugas.”
Bila dicermati dan direnungi, rumus 7 x 3 Bobbi yang bersumber dari Rasulullah SAW tersebut dapat kita petakan sebagai berikut :
- 7 tahun pertama merupakan masa emas anak, ia adalah raja yang harus diperhatikan segala kebutuhan dan keinginannya
- 7 tahun kedua merupakan masa menaati bagi anak, ia adalah pembantu yang harus taat dalam menjalankan perintah dan aturan
- 7 tahun ketiga merupakan masa kerja bagi anak, ia adalah pelaku kehidupan yang mulai menjadi menteri, bertanggung jawab terhadap tugas dan perannya.
Pemetaan tersebut memberikan gambaran mengenai pola pendidikan yang seharusnya dikembangkan orang tua sebagai insan yang dititipi amanah Allah SWT. Orang tua berhak untuk memiliki harapan terhadap anak-anaknya dan berkewajiban mendidiknya. Keinginan dan harapan (ekspektasi) orang tua terhadapa anak-anaknya harus diimbangi dengan kemampuan memberi dan mamahami kebutuhan juga fungsi anak itu sendiri dalam kehidupan keluarga. Dalam hal ini, harapan umumnya orang tua terhadap anaknya tidak lepas dari faktor “keunggulan” dan “benefiditas” (kebermanfaatan) dari segi kecerdasan otak, kesehatan fisik dan mental maupun kemuliaan akhlak, baik bagi dirinya, orang tuanya, agamanya maupun bangsanya.
Realisasi dari ekspektasi tersebut bisa diaplikasikan dalam bentuk pola asuh dan cara cerdik yang bermacam-macam, sehingga tingkat keberhasilannya pun menjadi variatif. Oleh karena itu, rumus 7 x 3 ini dapat dijadikan dasar pemahaman mengenai pentingnya menerpakan pola pendidikan yang seimbang dan sinambung antara optimasi otak, pembinaan mental spiritual dan pembinaan moral melalui akhlak mulia sebagai bekal anak dalam tiap tahap kehidupannya, sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW dalam hadits-haditsnya.
Lalu, apa arti angka 7 yang sebenarnya dalam rumus 7 x 3 ini bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya agar sesuai dengan harapannya?
Arti yang utama menunjukkan bahwa keberhasilan mendidik anak tidak diperoleh tanpa upaya atau perjuangan. Jika kita ingin berhasil dalam 7 tahun ketiga, maka memaksimalkan upaya di tahun kedua adalah harus, dan mengoptimalkan 7 tahun pertama anak adalah syarat mutlak. Keberhasilan di 7 tahun pertama dan kedua merupakan modal dasar keberhasilan di 7 tahun ketiga. Jika 7 tahun pertama dilalui orangtua dengan cara yang salah, maka di 7 tahun kedua, orang tua akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya, dan di 7 tahun ketiga, anak tumbuh menjadi pribadi yang kehilangan esensi dan inti energi kehidupan, yaitu hati, kepercayaan dan moral.
Coba kita renungi berbagai peristiwa yang menggambarkan pentingnya ketepatan pola asuh dan pendidikan dalam keluarga. Jika kita mau belajar dari pengalaman, banyak orang tua yang salah melakukan pendekatan, sehingga hubungan orang tua-anak tidak harmonis dan ketika si anak dewasa ia “jauh” dari orang tuanya. Di sisi lain, saat itu orang tua justru “membutuhkan” perhatian dan kasih sayang anak-anaknya. Karena adanya “jurang” akibat pendekatan dan komunikasi yang tidak jernih, anak bisa “mengabaikan” bahkan “melupakan” orang tuanya. Naudzubillah min dzalik.
Lalu bagaimana bentuk pendekatan dan cara efektif yang seharusnya dilakukan orang tua dalam setiap tahapan 7 tahun tersebut?
Yang dapat kita renungkan dari angka 7 ini ialah bahwa angka 7 jika dikalikan 3 memiliki arti yang signifikan bagi kehidupan anak dalam sebuah keluarga. Ada makna keajaiban untuk anak berkaitan dengan cara mendidik anak, serta harapan orang tua akan kebermanfaatan atau kebergunaan anak-anaknya dalam hidupnya. Ada pembelajaran mengenai pentingnya kecerdasan secara menyeluruh, baik intelektual, emosional maupun spiritual, sehingga anak-anak tumbuh pintar, bermoral dan berakhlak karimah. Semoga bermanfaat.
Masi lika-liku Angka 7
Oia, ada beberapa uniknya angka 7 dalam Islam:
1. Surat pertama dalam Al-Qur'an (Al-fatihah) terdiri dari 7 ayat,
2. Langit terdiri dari 7 lapisan,
3. Neraka pun terdiri dari 7 lapisan (tapi entah kenapa surga tak berjumlah 7 lapisan),
4. Hari disempurnakan menjadi 7 hari,
5. Pelangi pu memiliki 7 warna,
6. Hanya ditetapkannya 7 keajaiban dunia,
7. Saya pun sampai pusing 7 keliling.
haha, apakah anda percaya?
Manfaat 7 Hari dalam Seminggu
Hari Ahad : Sebagian Ulama mengatakan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi pada hari ahad. Maka barang siapa yang hendak membangun sesuatu atau menanam, maka hendaklah pada hari Ahad.
Hari Senin : Hari Senin adalah hari Pelayaran & Perniagaan. Karena telah di jelaskan bahwa pada hari Senin terdapat 7 kelebihan yaitu :
1. Nabi Idris, as. Telah naik ke langit pada hari Senin,
2. Nabi Musa, as. Telah pergi ke bukit Thursina pada hari senin untuk menerima wahyu,
3. Turunnya Dalil tentang ke-Esa an Allah,
4. Lahirnya Rasulullah Muhammad saw,
5. Malaikat Jibril, as. turun untuk pertama kalinya menjumpai Rasulullah,
6. Semua amal perbuatan Umat di perlihatkan kepada Rasaulullah saw pada hari Senin,
7. Wafatnya Rasulullah Muhammad saw.
Oleh karena itu, barang siapa yang berlayar/mengadakan perjalanan maka baiknya lakukanlah pada hari senin.
Hari Selasa : Rasulullah saw di tanya tentang hari Selasa, Maka Beliau menjawab : Hari Selasa adalah Hari Berdarah. Para sahabat bertanya : Mengapa demikian ya, Rasulullah? Lalu Beliau menjawab: Karena pada hari itulah Siti Hawa Haid & Putra Adam membunuh saudaranya sendiri. Sebagaian Ulama telah menjelaskan Bahwa pada hari selasa ada 7 Jiwa yang bernyawa di bunuh, diantaranya :
1. Jurjais bin Fathin (Seorang pemuda ahli Ibadah, ia hidup pada masa raja Dardaniyah yang terkenal dengan penyembahan berhalanya,
2. Yahya, as,
3. Zakaria, as,
4. Tukang sihir Fir’aun,
5. Asiah binti Muzahim, Istri Fir’aun,
6. Sahib, Sapi Betina Bani Israil,
7. Habil Putra Adam, as.
Maka, barang siapa yang ingin berbekam hendaklah ia melakukan pada hari Selasa.
Hari Rabu : Rasulullah saw di tanya tentang hari Rabu, Maka Beliau menjawab: Hari rabu adalah Hari Nahas yang terus menerus. Para sahabat bertanya," Mengapa demikian ya, Rasulullah?" Lalu Beliau menjawab: Karena pada Hari itu Allah telah menenggelamkan (menghancurkan) Fir’aun dan kaumnya, Memusnahkan kaum ’ad dan kaum Tsamud, yakni kaumnya Nabi Sholeh yang ingkar terhadap kerasulan & kenabian Nya. Maka, barang siapa yang hendak sembuh dari sakit, hendaknya ia meminum obat pada Hari Rabu.
Hari Kamis : Hari Kamis adalah hari baik untuk menunaikan Hajat. Karena Allah memerintahkan Penunaian. Maka barang siapa yang berhajat kepada manusia, maka hendaklah ia memintanya pada hari Kamis.
Hari Jum’at : Allah menciptakan Adam dan Hawa pada hari Jum’at, dan kemudian pada hari itu juga Allah mengawinkannya. Maka barang siapa yang mengadakan akad Nikah hendaklah dilaksanakan pada hari Jum’at. Sebagaian Ulama berkata : Telah terjadi Tujuh Pernikahan antara para Nabi dan antara para Auliya’ pada hari Jum’at, yaitu :
2. Pernikahan antara Yusuf as dengan Zulaikha,
3. Pernikahan antara Musa as dengan Shafrawa,
4. Pernikahan antara Sulaiman as dengan Balqis,
5. Pernikahan antara Nabi Muhammad saw dengan Siti Khadijah,
6. Pernikahan antara Nabi Muhammad saw dengan Siti Aisyah,
7. Pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah.
Hari Sabtu : Hari makar/Tipu Daya, karena terdapat Tujuh Peristiwa makar dan tipu daya terhadap tujuh orang sholeh / kaum (Kaum Nabi Nuh as terhadap Nabi Nuh as, Kaum Nabi Sholeh as terhadap Nabi Sholeh as, Saudara2 Nabi Yusuf as terhadap Nabi Yusuf as, Kaum Nabi Musa as terhadap Nabi Musa as, Kaum Nabi Isa as terhadap Nabi Isa as, Para pemuka (gembong-gembong) Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw, dan Kaum Bani Israil terhadap Larangan Allah . Dan sebagian Ulama juga memaknai hari sabtu adalah hari baik untuk berburu.
Waallahu A'lam.
Sekali lagi jangan terlalu percaya dengan hal-hal yang belom pasti asalnya. Tulisan ini hanya mengingatkan kita apa pentingnya 7 hari dalam seminggu, dan tak ada hari yang sial untuk kita umat Islam :)
Apa Arti Angka 7?
Dzat pencipta yang sangat besar kekuasaanNya & sangat tinggi kalimatNya serta berkesinambungan Nikmat-nikmatNYa Yakni Allah SWT, Telah menghiasai 7 Perkara di dunia diatas 7 Perkara lainnya, untuk memberitahukan kepada orang-orang yang berilmu, bahwa di dalam angka 7 itu terdapat Rahasia / Keunikan yang sangat besar / agung kedudukannya di sisi Allah SWT
Pertama : Allah menghiasi Udara ini dengan 7 Lapis Langit sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat An Naba’ ayat 12, “Dan Kami (Allah) jadikan di atas kamu tujuh (langit) yang kukuh.”
Kemudian Allah menghiasi langit itu dengan Tujuh Bintang. Tujuh Bintang yang di maksud adalah : Bintang Zuhal, Bintang Musytari, Bintang Marikh, Bintang Syamsu, Bintang Zahro, Bintang Athorid, dan Bintang Qomar. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an surat Al Hijr ayat 16, "Dan sungguh Kami telah menjadikan gugusan bintang di langit dan Kami telah menghiasinya bagi orang-orang yang memandangnya.”
Kedua : Allah telah menghiasi padang (tanah) yang lapang dengan Tujuh lapis Bumi. Rasulullah SAW pernah menjelaskan : Para penghuni Bumi Lapisan ke-7 adalah golongan Malaikat, Pada lapisan ke-6 di huni oleh Iblis dan para pembantunya, Pada lapisan bumi ke-5 di huni oleh setan-setan, Pada lapisan ke-4 di huni oleh ular-ular, Pada lapisan ke-3 di huni oleh kalajengking, pada lapisan ke-2 oleh jin-jin, dan Pada lapisan pertama adalah Manusia. Kemudian Allah menghias bumi itu dengan tujuh lautan.
Ketiga : Allah telah menghiasi neraka dengan Tujuh Tingkatan, yaitu : Jahannam, Sa’ir, Saqor, Jahim, Huthomah, Ladhoo dan Haawiyah. Kemudian Allah menghiasi pula dari tiap-tiap neraka dengan tujuh Pintu. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 44, "Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka."
Keempat : Allah menghiasi Al-Qur’an (Kitab suci umat Islam) dengan Tujuh surat panjang, Yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, Al-Maaidah, An-Nissa', Al 'Araaf, Al An'aam dan Al-Anfaal atau At-Taubah. Kemudian Allah menghiasinya pula dengan Tujuh ayat Ummul kitab (Al-Fatihah/Pembuka kitab). Sebagaimana Firman Allah dalam Surat AL Hijr ayat 87, "Dan Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung."
Kelima : Allah menghias manusia dengan tujuh anggota badan, yaitu dua tangan, dua kaki, dua lutut, dan satu wajah. Kemudian Allah menghiasinya, dengan tujuh peribadatan, yaitu : dua tangan dengan doa, dua kaki dengan berkhidmat, dua lutut dengan duduk, dan wajah (muka) dengan sujud.
Keenam : Allah menghias umur manusia dengan tujuh tingkatan / tahapan. Pada masa baru lahir dinamakan tahapan rodhi’ (Menyusu), kemudian tahap fa thim (disapih), tahapan Shobiyyi (bayi), tahapan ghulam (masa kanak-kanak), kemudian tahapan syaab (pemuda/remaja), kemudian tahapan kuhul (yakni menginjak usia antara 30-50 tahun), dan menginjak tahapan Syaikh (masa tua).
Ketujuh : Allah menghiasi dunia ini dengan tujuh negeri yang besar, yaitu : 1) Hindustan, 2) Hijaz, 3) Badiyah dan Kufah, 4) Irak, Syam,(Siria), Khurasan sampai Balakh, 5) Roma dan Armenia, 6) Negeri Ya’juj dan Ma’juj, dan 7) Cina Turkistan.
Kemudian Allah menghias tujuh negeri besar itu dengan tujuh hari, yaitu Sabtu, Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum’at. Dan Allah memuliakan dengan ketujuh hari ini tujuh dari para Nabi, yaitu : Allah memuliakan Nabi Musa, as dengan hari sabtu, Isa Bin Maryam as dengan hari Ahad, Dawud, as dengan hari Senin, Nabi Sulaiman, as dengan hari Selasa, Nabi Ya’qub, as dengan hari Rabu, Nabi Adam, as dengan hari Kamis, dan Nabi Muhammad saw beserta umatnya dengan hari Jum’at.